PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Fluida adalah zat yang bisa mengalir, yang mempunyai
partikel yang mudah bergerak dan berubah bentuk tanpa pemisahan massa. Tahanan
fluida yang terhadap perubahan bentuk sangat kecil, sehingga fluida dengan
mudah mengikuti bentuk maupun ukuran dari ruangan atau tempat yang
membatasinya. Adapun fluida dibedakan menjadi dua bentuk yaitu gas dan cair
(Triadmodjo, 1996).
Khusus untuk fluida zat cair yang
rentang terhadap suhu dan tekanan yang cukup besar, maka massa jenis cairan (ρ)
adalah tetap. Untuk kedalam cairan yang tidak terlalu besar dapat diasumsikan
bahwa kecepatan gravitasinya akan konstan dan pada kedalaman ini akan terjadi
variasi tekanan yang ada di dalam zat cair tersebut (Nasruddin, 2013).
Dalam statistika fluida, tidak
terjadi pergerakan relative di antara partikel-partikel fluida. Jadi, tidak
terjadi tegangan geser (gaya geser disebabkan oleh gerakan kecepatan). Ini
tidak berarti bahwa partikel-partikel fluida tidak bergerak, hanya bahwa mereka
tidak bergerak relative satu terhadap yang lainnya. Jika partikel-partikel
fluida tersebut bergerak, seperti misalnya di dalam sekaleng air yang berputar
di sumbunya. Pergerakan tersebut terjadi sebagai sebuah benda
padst.satu-satunya tegangan yang terjadi di dalam statistika fluida adalah
tegangan normal, yaitu tekanan. Tekanan yang bekerja pada suatu permukaan lah
yang menyebabkan terjadinya gaya-gaya dalam soal-soal yang juga turut
mellibatkan statistika fluida. Tiga jenis fluida antara lain adalah:
1.
Fluida diam,
seperti dalam rancangan bendungan.
2.
Fluida yang
mengalami percepatan linear.
3.
Fluida yang
berputar pada sumbunya.
Hal diatas
adalah pembagian jenis-jenis fluida (Potter dan David, 2011).
Molekul-molekul yang berada dalam
fasa cair seluruhnya akan dikelilingi oleh molekul-molekul dengan gaya
tarik-menarik yang sama ke segala arah. Sedangkan molekul pada permukaan
mengalami tarikan ke dalam rongga cairan karena gaya tarik-menarik di dalam
rongga cairan lebih besar dari pada gaya tarik-menarik oleh molekul uap yang
berada di atas permukaan zat cair hal ini mengakibatkan permukaan cenderung
mengkerut untuk mencapai luas yang sekecil mungkin (Bismo dan Atastina, 2003).
Gaya terhadap sembarang bidang di
dalam (atau yang membatasi) fluida yang diam dan menderita tekanan, adalah
normal terhadap bidang itu, bagaimana pun arah bidang itu. Inilah yang dimaksud
dengan ungkapan umum, bahwa tekanan ke dalam suatu fluida sama besar ke segala
arah. Tegangan di dalam zat padat dapat pula merupakan tekanan hidrostatik,
asalkan tegangan di semua titik permukaan zat padat itu bersifat demikian.maksudnya,
tegangan di semua titik permukaan zat pada itu bersifat demikian. Maksudnya
gaya persatuan luas haruslah sama di setiap permukaan (Nasruddin, 2013).
Hidrostatika adalah cabang
hidraulika yang berkaitan dengan tekanan yang dihasilkan dari berat fluida saat
istirahat. Prinsip-prinsip hidrostatika disajikan dalam aplikasi yang dibuat
untuk masalah teknik hidraulika. Penggunaan prinsip-prinsip ini dalam
pembahasan masalah cairan yang bergerak dan metode penentuan forestly tambahan
disajikan dalam hal ini. Gaya persatuan luas yang bekerja pada suatu permukaan
yang nyata atau imajiner dalam cairan ini disebut intensitas tekanan atau hanya
tekanan. Mungkin menunjukkan bahwa tekanan pada setiap titik dalam cairan bertindak
merata ke segala arah. Gaya pada permukaan batas yang dihasilkan dari tekanan
fluida harus normal ke permukaan pada semua titik karena ketidakmampuan fluida
beristirahat. Gaya permukaan persatuan luas yang telah bekerja pada suatu
permukaan yang nyata atau imajiner dalam cairan ini disebiut intensitas tekanan
atau hanya tekanan, mungkin menunjukkan bahwa setiap tekanan pada setiap titik
dalam cairan bertindak merata ke segala arah. Gaya pada permukaan batas yang
dihasilkan dari tekanan fluida harus normal ke permukaan pada semua titik
karena ketidakmampuan fluida untuk menggeser titik saat fluida beristirahat
(Brater dan Horace, 1976).
Gaya pada permukaan zat cair
berkurang dengan meningkatnya temperatur dan berubah jika ada larutan-larutan
lain, umumnya gaya persatuan panjang diukur pada suhu 20o C,
misalnya untuk air sebesar 73 dyne/cm = 0,075 N/M. beda tekanan pada keadaan
tersebut berhubungan dengan tegangan permukaan dan tekanan udara adalah P-P0
dimana beda tekanan akibat adanya gaya yang bekerja pada tiap elemen permukaan
zat cair yang arahnya tegak lurus besar tegangan permukaan pada fluida cair
dapat dinyatakan sebagai kerja yang dilakukan untuk memperbesar luas permukaan
cairan persatuan luas atau yang biasa disebut dengan energi permukaan (Nasruddin,
2013)
tegangan permukaan merupakan sifat
suatu zat cair akibat pengaruh tegangan. Guna mengetahui seberapa besar
nilainya dilakukan pengukuran dengan menggunakan susunan alat hasil rancangan
yang menggunakan sensor induksi elektromagnetik, menggunakan newtonmeter yang
selama ini dipergunakan. Perancangan tersebut dimaksudkan untuk mengetahui
apakah sensor induksi elektromagnetik dapat dipergunakan sebagai pengganti
newtonmeter dalam pengukuran tegangan permukaan zat cair (Indarmiati, 2008).
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari penyusunan
laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk memahami pengertian tegangan permukaan.
2. Untuk menjelaskan hal-hal yang menyebabkan tegangan
permukaan.
3. Untuk menjelaskan aplikasi tegangan
permukaan dalam kehidupan sehari-hari.
Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dari penulisan
laporan ini adalah sebagai sumber informasi tentang tegangan permukaan khususnya
perairan dan sebagai informasi bagi pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA
Tegangan Permukaan
Pada permukaan temu (antar muka)
antara zat cair dan gas, atau antara dua zat cair yang tidak bercampur, timbul
gaya-gaya di permukaan cairan yang menyebabkan permukaan tersebut berperilaku
seakan-akan merupakan suatu kulit atau membrane yang membentang pada seluruh
massa fluida. Meskipun kulit seperti itu tidak benar-benar ada, analogi
konseptual ini memungkinkan kita untuk menjelaskan beberapa fenomena yang biasa
terlihat. Sebagai contoh, sebuah jarum baja akan terapung di atas air jika
diletakkan dengan hati-hati pada permukaan karena tegangan yang timbul di kulit
hipotesis tersebut menopang jarum tersebut. Berbagai jenis fenomena permukaan
ini disebabkan oleh ketidakseimbangan gaya-gaya kohesi yang bekerja pada
molekul-molekul cairan pada permukaan fluida. Molekul-molekul di bagian di
bagian dalam dari massa fluida dikelilingi oleh molekul—molekul yang tertarik
satu sama lain sama kuatnya. Namun molekul-molekul di sepanjang permukaan
mengalami gaya netto yang mengarah ke dalam. Tetesan kecil air raksa akan
berbentuk bola jika diletakkan di atas sebuah permukaan yang mulus karena
gaya-gaya kohesi di permukaan cenderung untuk memegang seluruh molekul
bersama-sama dalam bentuk yang ringkas. Sama halnya, butiran air yang terpisah
akan terbentuk apabila diletakkan di atas permukaan yang baru dilapisi lilin
(Munson, 2006).
Tegangan permukaan didefinisikan sebagai
gaya tiap satuan panjang yang bekerja pada permukaan untuk melawan pembesaran
dari permukaan, atau sebagai energi persatuan luas yang diperlukan untuk memperluas permukaan
sebesar satu satuan luas pada suhu, tekanan dan komposisi tetap. Metode untuk
menentukan tegangan permukaan antara lain adalah metode kenaikan kapiler dan
metode berat tetes ( Basuki dan Bismo, 2003).
Tegangan permukaan merupakan sifat
permukaan suatu zat cair yang berperilaku layaknya selapis kulit tipis yang
kenyal atau lentur akibat pengaruh dari tegangan. Pengaruh tegangan tersebut
disebabkan oleh adanya gaya tarik menarik antar molekul di permukaan zat cair
tersebut. Untuk mengetahui seberapa besar nilai tegangan suatu zat, maka cara
sederhana yang dapat dilakukan adalah salah satunya dengan cara melakukan
praktikum. Newton meter digunakan untuk mengukur fungsi gaya tarik maksimum
pada cairan (Indarmiati, 2008).
Semua fluida pada dasarnya mempunyai
tegangan permukaan. Tegangan permukaan merupakan gaya yang diakibatkan oleh
suatu benda yang bekerja pada permukaan zat cair sepanjang permukaan yang
menyentuh benda tersebut. Gaya yeng bekerja ditentukan oleh gaya kohesi dan
adhesi. Kohesi adalah kecenderungan molekul cairan untuk tetap bersatu,
sementara adhesi adalah kecenderungan molekul zat cair mengikat molekul solid
(Rahman, 2010).
Menurut Nasruddin (2013) Pada bagian
dalam hanya berisi air maka hanya ada satu selaput saja. Gaya tegangan
permukaan sama dengan 2 π r γ, luas permukaan adalah π r2 sehingga
pada keadaan seimbang dan secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
(P-P0)
π r2 = 2 π r γ ………………………………………………… (1)
Atau,
P-P0
= 2γ / r ………………………………………………………... (2)
Karena tidak dapat mengembang dengan
bebas, zat cair akan membentuk permukaan batas atau antar muka dengan zat cair
lainnya atau dengan gas. Ditinjau dari segi kimia fisikanya, antar muka dengan
sangat rumit. Molekul-molekul yang ada
di bagian dalam suatu zat cair saling bertolakan karena rapatan (lose parking). Molekul-molekul pada
permukaan zat cair lebih rendah kerapatannya dan tarik-menarik satu sama
lain.karena pengaruh dari molekul sekitarnya tidak ada, efek mekanikanya ialah
permukaan itu mengalami tegangan. Kita dapat memperhitungkan efek-efek
permukaan dalam mekanika fluida dalam konsep tegangan muka. Jika secarik
permukaan yang panjang dibuat pada antar muka, gaya-gaya yang sama besarnya dan
berlawanan arahnya, masing-masing sebesar ɣ timbul pada arah tegak lurus ada
potongan itu dan sejajar dengan permukaan tersebut. ɣ disebut koefisien
tegangan muka dimensi. ɣ adalah (F/L), dan satuannya dalam SI ialah newton per
meter, sedangkan dalam BG pon gaya per kaki. Koefisien ɣ dapat pula dipandang
sebagai energy persatuan luas dengan satuan newton – meter (White, 1988).
Tegangan permukaan suatu zat cair,
sama seperti diposisikan sebuah kulit elastis, karena molekul zat cair terdiri
dari molekul-molekul yang memiliki kerapatan dengan molekul di permukaan.
Tegangan permukaan dihasilkan dari sebuahh mikroskopik lokal “permukaan” yang
menyebarkan molekulnya pada elemen zat cair dimasukkan oleh tegangan permukaan
yang tangensial. Gerakan zat cair dimasukkan oleh tegangan permukaan yang
berperan sebagai pengatur fundamental di banyak industry (Brackbill, 1992).
Tagangan permukaan (ɣ) dan densitas
(ρ) dari zat cair sangatlah penting dalam termodinamika seperti fenomena dari
interaksi zat-zat cair, adsorpsi gas, distalasi dan kristalisasi, juga secara
luas digunakan untuk karakteristik permukaan zat cair kimia dan perusahaan
plastik, tekstil dan film. Tegangan permukaan merupakan property fisik dari zat
cair yang mana terdapat hubungan dengan area yang kemungkinan sangat kecil.
Molekul zat cair dengan kuat menghantarkan satu sama lain untuk mendapatkan
tegangan permukaan yang lebih tinggi (Osgouei, 2011).
Tegangan permukaan menyebabkan suatu perbedaan tekanan antara
gelembung sabun atau tetesan zat cair bagian dalam dan bagian luar. Suatu
gelembung sabun terdiri permukaan film berbentuk bola yang sangat rapat. Dengan
suatu lapisan tipis dan diantara zat cair. Tegangan permukaan menyebabkan film
cenderung untuk melakukan pengusutan, tetapi sebagaimana gelembung menyusut,
sebegitu juga ia menekan udara didalam, menambah tekanan bagian dalam , ke
titik yang mencegah pengusutan lebih lanjut. Kita dapat memperoleh hubungan
antara tekanan jari – jari gelembung (Ginting, 2002).
Ada dua macam gaya antar partikel
zat tarik-menarik antara dua partikel yaitu adhesi dan kohesi. Adhesi adalah
gaya tarik menarik antara duua partikel atau molekul yang sejenis. Kohesi
antara molekul-molekul zat cair menyebabkan permukaan zat cair seolah-olah
memiliki kulit pembungkus sehingga diperlukan gaya tertentu untuk menembus
permukaan zat cair tersebut. Sebagai contoh, misalnya raksa (Hg), bentuk permukaannya
cembung di dalam pipa, nyamuk dapat hinggap di permukaan air tanpa tercelup
kakinya, silet yang masih baru dapat tertopang dan mengapung di permukaan air
dan sebuah pipa dicelupkan ke dalam larutan sabun dapat terapung di permukaan
air jika ditutup menghasilkan sebuah gelembung seperti balon. Oleh sebab itu,
tegangan permukaan merupakan salah satu sifat fisis yang merupakan ciri khas
suatu zat cair dan membedakan dengan zat cair lainnya (Sutrisno, 2011).
Gaya-gaya yang timbul di permukaan
zat cair akibat gaya dari luar dimana gaya itu melawan gaya luar untuk
mempertahankan bentuk mula-mula disebut tegangan permukaan zat cair, contoh
peristiwa adanya tegangan permukan: air sabun ditiup dapat berupa balon, nyamuk
dan sebangsanya dapat berdiri di atas permukaaan air, tetesan zat cair
cenderung berbentuk bola bila takk ada gaya adhesi atau gaya lain dari luar,
jarum atau silet dapat diletakkan di atas permukaan air dengan hati-hati
(Nasruddin, 2013).
Pengukuran tegangan air tanah secara
konvensional dilakuukan mengggunakan tensiometer keramik yang diawali Gardner
tahun 1932. Tensiometer konvensional yang diaplikasikan di lapangan pada
awalnya menggunakan air raksa (Hg) sebagai indicator manometer. Dengan alasan
keamanan lingkungan, teknik ini telah diubah mengggunakan pressure transcuder model
digital (Bowo, 2008).
Jika di setiap titik di dalam fluida
ada tegangan singgung, fluida itu akan menghindar ke samping selama tekanan itu
ada. Jadi, di dalam fluida yang diam, tegangan singgung dimana-mana nol.
Tegangan di dalam fluida adalah gaya yang dikerjakan fluida di sekelilingnya,
dan karena tidak punya komponen targensial, gaya ini haruslah normal pada
permukaan gaya-gaya yang bekerja terhadap permukaan fluida (Sears dan Mark,
1962)
Metode Penentuan Tegangan Permukaan
Metode penentuan tegangan permukaan diantaranya ialah:
1. Metode Kenaikan Kapiler
Bila suatu pipa kapiler dimasukkan ke
dalam suatu cairan yang membasahi dinding,
maka cairan akan naik ke dalam kapiler karena adanya tegangan permukaan. Kenaikan cairan sampai
ketingggian tertentu, sehingga terjadi keseimbangan
antara gaya ke atas dan gaya ke bawah sehingga menyebabkan tinggi permukaan cairan akan stabil.
2. Metode Berat Tetes
Suatu cairan yang membasahi gelas akn
berupa tetesan pada ujung pipa vertical.
Mula—mula tetesan berupa setengah bola, kemudian memanjang dan membentuk pinggang. Pada saat akan jatuh
bebas, gaya kke bawah pada tetesan
akan sama dengan gaya ke atas yang menahan tetesan (Basuki, 2003)
3.Metode Cincin
Dibuat larutan
surfaktan APG, baik komersial maupun yang dihasilkan, dengan beragam
konsentrasi kemudian dimasukkan ke dalam gelas kimia dan diletakkan di atas
dudukan tensiometer. Posisi alat diatur agar horizon-tal dengan water pass dan
diletakkan pada tempat yang bebas dari gangguan. Suhu cairan diukur dan
dicatat. Selanjutnya cincin platinum dicelupkan ke dalam sampel (lingkaran
logam tercelup ± 3 mm di bawah permukaan cincin). Skala vernier
tensiometer diatur pada posisi nol dan jarum penunjuk harus berada
pada posisi terhimpit dengan garis pada kaca. Selanjutnya kawat torsi diputar
perlahan-lahan sampai film cairan tepat putus, saat film cairan putus, skala dibaca dan
dicatat sebagai nilai tegangan permukaan
(Adisalamun, 2012).
Miniskus dan Kapilaritas
Bentuk permukaan berbagai jenis zat cair dalam suatu
tabung disebut miniskus, penyebab terjadinya miniskus adalaha karena adanya
gaya adhesi dan gaya kohesi srerta tegangan permukaan. Bila kohesi zat cairnya
> adhesinya pada dinding bejana, maka miniskus cembung dan sebaliknya bila
kohesi zat caairnya < dari adhesi pada dinding bejana maka miniskus cekung.
Gaya tarik menarik antara molekul-molekul zatt yang tidak sejenis disebut
adhesi sedangkan gaya tarik menarik antara molekul-molekul zat yang sejenis
disebut kohesi. Gejala kapilaritas dapat ditemui pada tumbuhan yaitu zat-zat
makanan dari dalam tanah dapat naik sampai daun (Nasruddin, 2013).
Zat Aktif Permukaan Positif
Surfaktan
merupakan molekul yang memiliki gugus polar yang suka air (hidrofilik) dan gugus
non polar yang suka minyak (lifofilik), sehingga dapat mempersatukan campuran
yang terdiri dari minyak dan air. Surfaktan adalah bahan aktif permukaan, yang
bekerja menurunkan tegangan permukaan cairan, sifat aktif ini diperoleh dari
sifat ganda molekulnya. Bagian polar molekulnya dapat bermuatan positif,
negatif ataupun netral, bagian polar mempunyai gugus hidroksil semetara bagian
non polar biasanya merupakan rantai alkil yang panjang. Surfaktan pada umumnya
disintesis dari turunan minyak bumi dan limbahnya dapat mencemarkan lingkungan,
karena sifatnya yang sukar terdegradasi. Penelitian yang telah dilakukan hanya pada
tahap beberapa parameter (tegangan, suhu dan temperatur) untuk konversi total
CO2, masih belum terungkap tentang reaksi yang terjadi dalam sel elektrokimia
dan reaksi oksidasi reduksinya. Belum ada laporan mengenai laju transfer reaksi
kobalt(II) menjadi kobalt (III) maka disini dipelajari penggunaan beberapa
elektroda. Belum pernah dikaji dan ditemukan dalam literatur adalah: Studi
voltametri siklik untuk menentukan kondisi optimum elektroda dan mediator
(Mulyani, 2012).
Surfaktan adalah zat
yang mengarbsorbsi pada permukaan atau antar muka untuk menurunkan tegangan
antar muka suatu cairan. Karena sifatnya yang menurunkan tegangan permukaan,
surfaktan dapat digunakan sebagai bahan pembasah atau wetting agent. Molekul surfaktan membentuk misel dalam rentang
konsentrasi tertentu disebut denagn critical misel concentration (Sofyan,
2013.
Zat Aktif Permukaan
Negatif
Sumbangan
kohesif tekanan karena kekuatan menarik dan menolak antara molekul air di sisi
yang berlawanan dari sisi permukaan. Kedua ini disebut tekanan yang biasanya
negative (zat aktif Permukaan negative), yaitu gaya yang menarik, konvensional
diberi tanda negatif, mendominasi dan sangat penting untuk fluida gas atau
cairan (Sophodeusu, 2009).
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum
Fisika Kimia aAir
dilakukan pada hari Sabtu tanggal 02
Mei 2015 pada pukul 10.00 WIB di Laboratorium Terpadu Manajemen Sumberdaya Perairan,
Fakultas Pertanian,
Universitas Sumatera Utara.
Alat dan
Bahan
Adapun
alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gelas beaker yang berfungsi
sebagai wadah air, pipet tetes berfungsi untuk mengambil larutan dalam jumlah
kecil, ember berfingsi sebagai wadah air dalam jumlah banyak, serbet yang
berfungsi untuk mengeringkan alat, silet yang berfungsi untuk menguji tegaangan
permukaan, brush tabung yang berfungsi untuk membersihkan tabung, kaca persegi
yang berfungsi sebagai tempat untuk menguji tetsan air percobaan dan alat tulis
yyang berfungsi untuk mencatat data yang di dapat dari hasil percobaan.
Bahan
yang digunakan dalam praktikum tegangan permukaan ini adalah air yang berfungsi
sebagai bahan yang akan diuji tegangan permukaannya, detergen dan garam yang
berfungsi sebagai bahan percobaan untuk mengetahui zat aktif permukaan, dan
lilin yang berfungsi untuk melapisi object
glass yang dijadikan sebagai media
percobaan tegangan permukaan.
Prosedur
kerja
1. Disiapkan alat
dan bahan.
2. Diisi ember
dengan air.
3. Diisi gelas
beaker dengan air hingga penuh lalu diamati miniskusnya.
4. Ditetesi kaca
persegi lalu diamati.
5. Dilarutkan
gelas beaker pada air yang berada di gelas beaker.
6. Dimasukkan
silet pada larutan detergen dan diamati.
7. Ditetesi kaca
persegi dengan detergen lalu diamati.
8. Bersihkan
gelas beaker lalu diisi dengan air dan ditambahi garam.
9. Dimasukkan
silet lalu diamati.
10. Ditetesi kaca persegi dengan larutan garam lalu
diamati.
11. Digosokkan lilin pada kaca persegi lalu ditetesi
dengan air dan kemudian diamati.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Tabel data hasil percobaan
PAS
|
BAHAN
|
|||||||||||
Kontrol
|
Detergen
|
Garam
|
Kaca
Persegi
|
|||||||||
Silet
1
|
Silet
2
|
Silet
3
|
Silet
1
|
Silet 2
|
Silet 3
|
Kontrol
|
Detergen
|
Lilin
|
||||
I
|
Miniskus
cembung
|
Mengapung
|
Mengapung
|
Mengapung
|
Tenggelam
|
Tenggelam
|
Tenggelam
|
Agak
membasahi
|
Membasahi
|
Tidak
membasahi
|
||
II
|
Miniskus
cembung
1.
|
Mengapung
|
Mengapung
|
Mengapung
|
Tenggelam
|
Tenggelam
|
Tenggelam
|
Agak
membasahi
|
Membasahi
|
Tidak
membasahi
|
||
III
|
Miniskus
cembung
2.
|
Mengapung
|
Mengapung
|
Mengapung
|
Tenggelam
|
Tenggelam
|
Tenggelam
|
Agak
membasahi
|
Membasahi
|
Tidak
membasahi
|
||
IV
|
Miniskus
cembung
1.
|
Mengapung
|
Mengapung
|
Mengapung
|
Tenggelam
|
Tenggelam
|
Tenggelam
|
Agak
membasahi
|
Membasahi
|
Tidak
membasahi
|
||
V
|
Miniskus
cembung
2.
|
Meng
apung
|
Mengapung
|
Mengapung
|
Tenggelam
|
Tenggelam
|
Tenggelam
|
Agak
membasahi
|
Membasahi
|
Tidak
membasahi
|
||
VI
|
Miniskus
cembung
3.
|
Mengapung
|
Mengapung
|
Mengapung
|
Tenggelam
|
Tenggelam
|
Tenggelam
|
Agak
membasahi
|
Membasahi
|
Tidak
membasahi
|
||
VII
|
Miniskus
cembung
4.
|
Mengapung
|
Mengapung
|
Mengapung
|
Tenggelam
|
Tenggelam
|
Tenggelam
|
Agak
membasahi
|
Membasahi
|
Tidak
membasahi
|
||
VIII
|
Miniskus
cembung
5.
|
Mengapung
|
Mengapung
|
Mengapung
|
Tenggelam
|
Tenggelam
|
Tenggelam
|
Agak
membasahi
|
Membasahi
|
Tidak
membasahi
|
||
IX
|
Miniskus
cembung
6.
|
Mengapung
|
Mengapung
|
Mengapung
|
Tenggelam
|
Tenggelam
|
Tenggelam
|
Agak
membasahi
|
Membasahi
|
Tidak
membasahi
|
||
Pengamatan
pada kaca persegi
1. Hasil pengamatan pada kontrol
Kontrol
(air yang tidak dicampur apa-apa) agak membasahi kaca persegi, hal ini dikarenakan adhesi (α) sama dengan
tegangan permukaan (γ).
2. Hasil pengamatan pada air detergen
Air
yang diberi detergen membasahi kaca persegi, hal ini dikarenakan adhesi (α) lebih besar dari tegangan permukaan (γ).
3. Hasil pengamatan pada kaca persegi yang diberi lilin
Kaca
persegi yang diberi lilin, air tidak membasahi hal ini dikarenakan adhesi (α)
lebih kecil dari tegangan permukaan (γ).
Pengamatan
pada gelas ukur
1. Kontrol yang dimasukkan ke dalam gelas ukur akan
menimbulkan miniskus cembung. Hal
ini disebabkan karena gaya adhesi (tarik-menarik antara partikel air dengan partikel gelas ukur) lebih
kecil dari gaya kohesi (gaya tarik antara partikel
air dengan partikel air).
2. Air detergen
Silet yang diimasukkan ke dalam air
detergen akan tenggelam. Hal ini disebabkan
oleh tegangan permukaan pada air detergen relative kecil, dikarenakan detergen merupakan zat
aktif permukaan positif yang dapat mengurangi
tegangan permukaan, disebabkan detergen mengandung zat surfaktan yang berpotensi mengurangi tegangan permukaan.
3. Air garam
Silet yang dimasukkan ke dalam air garam
akan mengapung. Hal ini dikarenakan
tegangan permukaan pada air garam relative tinggi. Hal tersebut dapat terjadi karena garam
mangendung ion Na dan CL yang berpotensi menambah
tegangan permukaan.
Pembahasan
Dari
hasil praktikum yang telah dilaksanakan diperoleh hasil percobaan tersebut
terdapat tegangan permukaan pada percobaan pertama. Pada percobaan pertama
yaitu kontrol, kontrol membentuk miniskus cembung karena kohesi antar partikel
lebih besar dari adhesi, hal ini sesuai dengan literatur Sutrisno (2011) yang
mmenyatakan bahwa kohesi antara molekul-molekul zat cair menyebabkan permukaan
zat cair seolah-olah memiliki kulit pembungkus.
Pada
kaca persegi tetesan dari kontrol agak sedikit membasahi dimana gaya adhesi
lebih besar dari gaya kohesi, hal ini sesuai dengan literatur Rahman (2011)
yang menyatakan bahhwa cairan dikatakanmampu membasahi permukaan solid ketika
gaya adhesi lebih besar dari gaya kohesi dan disebut juga sebagai fenomena wetting liquid.
Percobaan
pada larutan detergen yang dilakukan menghasilkan miniskus cekung dimana
miniskus cekung diakibatkan oleh gaya kohesi lebih kecil dari pada adhesi. Hal
ini sesuai dengan literatur Sutrisno (2011) yang menyatakan bahwa kohesi antara
molekul-molekul zat cair menyebabkan permukaan zat cair seolah-olah memiliki
kulit pembungkus.
Pada
saat silet dimasukkan ke larutan detergen silet 1, 2 da 3 silet tersebut
tenggelam karena timbul tegangan yang tidak mampu menopang silet tersebut, hal
ini sesuai dengan literatur Munson (2006) yang menyatakan bahwa apabila jarum
baja terapung maka itu dikarenakan tegangan yang timbuul di kulit hipotesis
tersebut menopangnya.
Larutan
detergen yang ditetesi ke kaca persegi akan membasahi kaca persegi karena gaya
adhesinya lebih besar dari pada gaya kohesinya. Hal ini sesuai dengan literatur
Rahman (2010) yang menyatakan bahwa cairan dikatakan mampu membasahi permukaan
solid ketika gaya adhesi lebih besar dari gaya kohesi atau disebut juga
fenomena wetting liquid.
Pada
percobaan larutan garam, dihasilkan miniskus cekung, dimana miniskus cekung
tersebut diakibatkan karena gaya kohesi yang lebih kecil dari gaya adhesi. Hal
ini sesuai dengan literatur Sutrisno (2011) yang menyatakan bahwa kohesi antara
molekuul-molekul zat cair menyebabkan permukaan zat seolah-olah memiliki kulit
pembungkus.
Silet
1, 2 dan 3 yang dimasukkan ke larutan garam akan mengapung, hal ini sesuai
dengan literatur Munson (2006) yang menyatakan bahwwa apabila sebuah jarum baja
terapung maka itu disebabkan oleh adanya tegangan yang timbul di kulit
hipotetis itu dan menopang jarum itu.
Tetesan
air garam pada kaca persegi akan membasahi kaca persegi, ini dikarenakan gaya
adhesi lebih besar dari pada gaya kohesi. Hal ini sesuai dengan literatur
Rahman (2010) yang menyatakan bahwa cairan dikatakan membasahi permukaan solid
ketika gaya adhesi lebih besar dari gaya kohesi atau disebut dengan fenomena wetting liquid.
Pada
percobaan terakhir, kaca persegi yang dilapisi lilin dan ditetesi air yang
kemudian tidak membasahi permukaaan kaca persegi. Hal ini sesuai dengan
literatur Munson (2006) yang menyatakan bahwa butiran air yang terpisah akan
terbentuk apabila diletakkan di atas ppermukaan yang baru dilapisi lilin.
Dari
hasil percobaan pada kontrol apabila dimasukkan silet, maka silet tersebut akan
mengapung. Hal ini dikarenakan timbul tegangan yang mampu menopang silet
tersebut dan pada akhirnya silet tersebut tidak mampu untuk menngapung dan
akhirnya tenggelam. Hal ini sesuai dengan literatur White (1988) yang
menyatakan bahwa molekul-molekul yang terdapat pada zat cair termasuk molekul-molekul
tersebut memliki gaya tarik menarik satu sama lain.
Pada detergen, silet yang dimasukkan akan tenggelam disebabkan karena detergen
mengandung surfaktan yang mengakibatkan turunnya tegangan permukaan pada zat
cair tersebut sehingga silet tersebut tenggelam. Hal ini sesuai dengan
literatur Sofyan (2013) yang menyatakan bahwa surfaktan adalah zat-zat yang
mengarbsorbsi pada permukaan atau antar muka untuk menurunkan tegangan
permukaan sutau cairan.
Pada
garam yang dimasukkan silet pada larutan garam tersebut mengapung disebabkan
karena garam merupakan zat aktif permukaan negative yang dapat menambah
tegangan permukaan dengan menarik dan menolak antar molekul di permukaan. Hal
ini sesuai dengan literatur Sophodeousu (2003) sumbanngan kohesif tekanan
karena kekuatan menarik dan menolak antar molekul di sisi yang berlawanan dari
sisi permukaan . kedua ini biasanya disebut dengan tekanan yang biasanya
negative (zat aktif permukaan negatif.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari
makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Tegangan
permukaan adalah kerja yang dilakukan untuk memperluas permukaan
cairan dalam satuan waktu.
2.
Tegangan
permukaan dipengaruhi oleh temperature atau suhu dan gaya adhesi serta kohesi.
3.
Air yang
diteteskan pada permukaan kaca persegi akan membasahi permukaan kaca persegi.
4.
Dari hasil
percobaan didapatkan bahwa keadaan air di atas gelas beaker mengalamai miniskus cembung dimana
gaya kohesi lebih besar dari gaya adhesi.
5.
Dari hasil
praktikum didapatkan bahwa silet yang diletakkan diletakkan didalam air garam mengalami gaya
apung.
6.
Dari hasil
praktikum didapatkan jika silet diletakkan pada air detergen maka silet akan tenggelam.
7.
Dari hasil
praktikum didapatkan bahwa air yang diitetesi pada kaca persegi yang berisi air agak membasahi permukaan,
pada air detergen air membasahi
permukaan dan dan pada kaca persegi yang dilapisi lilin jika ditetesi air, maka air tidak membasahi
permukaan.
Saran
Adapun
saran dari makalah ini yaitu diharapkan agar Asisten Laboratorium Fisika dan
Kimia Air hadir pada setiap pertemuan praktikum dan alat-alat laboratorium
lebih dilengkapi lagi. Adapun saran
untuk praktikan adalah kiranya lebih serius dalam menjalani praktikum, agar
hasil yang diperoleh dapat maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Adisalamun, Djamuli, M. A., Titiu, C. C. dan Yandra, A. 2012. Adsorbsi
Surfaktan Nonionik Askil Poliglikosida Pada Antar Muka Fluida-Fluida. Vo. 9,
No. 1 ISSN: 1412-5064, Banda Aceh
Basuki, A.S. dan Setijo, B. 2003. Buku Panduan Prakituk Kimia Fisika.
Universitas Indonesia, Depok.
Bowo, C., Mohammad, H. dan Bambang, M. 2008. Penentuan Kurva Potensi Air
Refensi Air Tanah Laboratorium Dengan Sensor Resistensi dan Kapasitansi.
Univesrsitas Jember, Jember.
Brackbill, U. J., Kothe, B. D. dan Zemach, C. 1992. A Kontinum Methel for Modeling Surface Tension
Theoretical Division. Los Alamos National Laboratory. Los Alamos, New
Mexico.
Brater, F. E. dan H. W. King. 1976. Handbook
of Hidraulics for The Solution of Hidraulic Engineering Problem. Muray
Printing Company and Bound by The Book Press, New York.
Ginting, M. H dan Netti, H. 2002. Tegangan Permukaan dengan Metode Drop
Out dan Metode Bubble. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Indarmiati ddan Ernowati, U. F. 2008. Perancangan Alat Ukur Tegangan
Permukaaan dengan Induksi Elektromagnetik. Universitas Negeri Surabaya.
Surabaya.
Munson, R. B., Young, F. D. 2006. Mekanika Fluida. Penerbit Erlangga,
Jakarta.
Nasrudddin, M. N., Juwairiyah., Masthurah. 2013. Fisika Dasar.
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Osgouei, A., Haniyeh., Parsfar., Abbas, G., Akbar., Zadeh., Hamed. 2011.
Density and Temperature Depencies of Liquid
Surface Tension. Faculty of Chemistry. Sharif University of technology,
Iran.
Rahman, H. 2010. Kajian Eksperemental Wick Screen Nesh dan Sintered
Powder Terhadap Kinerja Heat Pipe. Tesis Fakultas Teknik.Universitas Indonesia,
Depok.
Sears, F. W. dan Mark, W. Z. 1962. University
Physics in One Volume. Parmouth College, Newyork.
Sophodeousu. 2009. Understanding
and Explaining Surface Tension and Capillarity and Introduction to Fundamental
Physics for Water Professional. University of Cansas.
Syofyan. Tuti, A. S. dan Rieke, A. 2013. Pengaruh Kombinasi Surfaktan
Natrium Luryl Sulfat dan Benzalkorium Klorida Terhadap Kelarutan Ibuprofen. Vo.
18, No 1. ISSN: 1410-0177, Padang
Sutrisno. 2011. Tegangan Permukaan. Bumi Aksara, Jakarta.
Triatmodjo, B. 1996. Hidraulika1. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
White, M. F. 1988. Mekanika Fluida. Erlangga, Jakarta
Harrah's Casino - Las Vegas - MapyRO
BalasHapusFind Harrah's Casino locations, 전주 출장샵 rates, amenities: expert Las 순천 출장안마 Vegas research, only at 부산광역 출장샵 Hotel and Travel Index. Browse real estate, 사천 출장안마 heritage sites, amenities and 경상북도 출장마사지